Apa itu validator dalam cryptocurrency?
Home > Apa itu validator dalam cryptocurrency?
AAG Marketing
Apr 27, 2023 7 mins read

Apa itu validator dalam cryptocurrency?

Salah satu komponen terpenting dalam blockchain cryptocurrency adalah validator. Validator ini memungkinkan terjadinya transaksi dengan memverifikasi setiap transaksi dan menambahkannya ke dalam buku besar blockchain — suatu basis data terdistribusi. Validator ini juga dikenal sebagai penambang, yang bersaing satu sama lain untuk menyelesaikan masalah matematika kompleks, dan menerima token baru sebagai hadiah atas usaha mereka.

Pada panduan AAG Academy ini, kami akan menjelaskan secara detail apa itu validator blockchain dan bagaimana cara kerjanya. Kami juga akan membahas perbedaan antara validator pada sistem proof-of-work (PoW) dan proof-of-stake (PoS), serta menjawab beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan.

Apa itu validator blockchain?

Sebelum kita menjelaskan tentang validator dengan lebih detail, mari kita lihat secara singkat bagaimana cara kerja sebuah blockchain. Setiap blockchain terdiri dari kumpulan besar node – yang pada dasarnya adalah komputer – masing-masing menyimpan salinan dari database terdistribusi di mana setiap transaksi tercatat. Database tersebut dibagi menjadi banyak blok, masing-masing terhubung erat satu sama lain.

Sebelum transaksi dapat dikelompokkan bersama dan ditambahkan ke blok baru, mereka harus diverifikasi untuk memastikan bahwa mereka asli dan dapat dipercaya. Tugas penting dan seringkali sangat sulit ini diatasi oleh validator, yang sering disebut sebagai penambang atau node validator, yang menganalisis semua data masuk untuk memastikan bahwa itu benar dan kemudian menambahkannya ke database blockchain.

Proses validasi ini mencegah terjadinya double-spending dalam penggunaan token, yaitu ketika token yang sama digunakan lebih dari satu kali, dan membantu memastikan bahwa pihak yang tidak bertanggung jawab tidak dapat mengirimkan transaksi palsu untuk keuntungan mereka sendiri. Hal penting yang perlu diperhatikan tentang validator adalah peran mereka sangat berbeda tergantung pada mekanisme konsensus yang digunakan oleh blockchain untuk memverifikasi data-data tersebut.

Validator dalam sistem proof-of-work dan proof-of-stake

Ada dua mekanisme konsensus yang paling umum digunakan dalam blockchain yaitu proof-of-work (PoW) dan proof-of-stake (PoS). PoW masih digunakan oleh Bitcoin dan banyak proyek cryptocurrency lainnya. PoW bergantung pada perangkat keras khusus. Sedangkan PoS, yang digunakan oleh Ethereum sejak “The Merge” pada 2022, bergantung pada staking token.

Proof-of-work
Dalam sistem PoW, validator bersaing satu sama lain untuk memecahkan masalah matematika. Masalah-masalah tersebut sangat kompleks sehingga memerlukan perangkat keras yang sangat kuat, seperti unit pemrosesan grafis (GPU) kelas atas, dan mengkonsumsi banyak energi. Validator yang berhasil memecahkan masalah terlebih dahulu diberi tanggung jawab untuk memproses blok baru dan menambahkannya ke dalam rantai.

Proses validasi melibatkan verifikasi semua transaksi yang akan dibundle menjadi blok, dan kemudian menambahkannya ke rantai yang sudah ada. Sebagai bagian dari proses ini, token cryptocurrency baru dibuat, yang diterima oleh validator sebagai hadiah atas usahanya. Oleh karena itu, melakukan validasi atau mining bisa menjadi penghasilan yang sangat menguntungkan, terutama dengan kriptocurrency yang bernilai tinggi seperti Bitcoin.

Karena kebutuhan daya komputasi yang tinggi dan jumlah energi yang dibutuhkan, hanya sedikit orang yang memiliki sumber daya untuk menjadi validator yang sukses di PoW. Perlu dicatat bahwa PoW dianggap sebagai sistem yang agak ketinggalan zaman yang semakin dikritik karena dampak negatifnya pada lingkungan. Namun, sistem ini sulit untuk dibobol sehingga dapat meminimalkan risiko serangan.

Proof-of-stake
Proof-of-stake (PoS) memiliki cara kerja yang berbeda. Calon validator harus menempatkan sejumlah token cryptocurrency yang dimilikinya sebagai syarat untuk bisa bergabung ke dalam jaringan. Kemudian, validator akan dipilih untuk memverifikasi transaksi berdasarkan jumlah koin yang mereka miliki dan lamanya mereka menjadi kontributor dalam jaringan. Seperti pada sistem PoW, transaksi akan dikelompokkan menjadi blok dan kemudian ditambahkan ke dalam rantai blockchain.

Sebagai imbalan atas staking dan verifikasi transaksi, validator dalam sistem PoS menerima sebagian dari biaya transaksi atau jaringan. Imbalannya biasanya tidak sebesar hadiah PoW, tetapi bisa jadi lebih sering dan terus bertambah seiring waktu. Karena itu, PoS dan staking menjadi pilihan yang semakin menarik bagi investor cryptocurrency yang ingin memaksimalkan keuntungan investasi mereka.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, PoW menghalangi pelaku yang tidak bertanggung jawab dengan membuat proses penambangan sangat sulit. PoS mencapai hal ini dengan proses yang disebut slashing, di mana validator yang menggunakan perilaku berbahaya atau tidak bertanggung jawab akan kehilangan sebagian atau seluruh token yang mereka masukkan dalam staking. Mengingat bahwa menjadi validator seringkali sangat mahal, slashing dapat menyebabkan kerugian yang signifikan.

Apa tujuan validator blockchain?

Blockchains adalah tulang punggung dari industri cryptocurrency terdesentralisasi saat ini. Tanpa blockchain, kita mungkin harus bergantung pada entitas terpusat untuk memverifikasi transaksi dan mengelola buku besar, yang pada dasarnya akan mengalahkan tujuan utama cryptocurrency — yang awalnya dibuat untuk mengatasi kelemahan industri keuangan tradisional.

Validator memainkan peran yang sangat penting dalam sistem blockchain. Mereka tidak hanya memastikan bahwa buku besar transaksi tetap terjaga, tetapi juga menjaga keamanannya dengan memastikan bahwa peretas tidak dapat mengirimkan transaksi palsu atau mengambil alih blockchain untuk keuntungan mereka sendiri.

Referensi :

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Protokol konsensus adalah mekanisme yang digunakan oleh blockchain untuk menyetujui validitas transaksi baru. Jika mayoritas node jaringan mencapai kesepakatan, transaksi dapat ditambahkan ke dalam rantai blok. Jika tidak ada kesepakatan yang tercapai, transaksi tersebut akan ditolak.

Node validator pada dasarnya sama dengan validator atau miner. Mereka menganalisis dan memverifikasi transaksi baru sehingga dapat ditambahkan ke buku besar terdistribusi.

Dalam sistem PoW, validator bersaing untuk menyelesaikan masalah matematika yang kompleks. Validator yang menyelesaikan masalah pertama kali berhak memproses blok baru dan mendapatkan hadiah. Dalam sistem PoS, validator dipilih berdasarkan jumlah token yang mereka staking, dan berapa lama mereka telah menjadi kontributor jaringan.

Risiko terbesar bagi validator adalah denda yang diberlakukan pada mereka karena perilaku yang tidak benar atau tidak bertanggung jawab. Mereka yang mencoba melakukan serangan, mengizinkan double-spending, atau tidak tersedia saat mereka harus berada di jaringan dapat kehilangan token yang mereka masukkan ke dalam staking atau dikeluarkan dari jaringan.

Was this article helpful?
YesNo

Punya pertanyaan? Bergabunglah ke Discord kami

Bagikan artikel ini:

Tentang Penulis

AAG Marketing

Perhatian

Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan informasi umum yang dibentuk untuk memberikan edukasi kepada publik, bukan sebuah nasihat investasi pribadi, perusahaan, ataupun nasihat untuk bisnis dan profesional. Sebelum bertindak, Anda harus berkonsultasi dengan penasihat keuangan, hukum, pajak, investasi ataupun bidang lainnya dan meminta nasihat dari mereka yang mungkin akan mempengaruhi Anda maupun bisnis Anda.

Explore Web3 & Metaverses intuitively with Saakuru®

Dapatkan berita lebih awal

Jadilah yang pertama mendapatkan buletin kami yang penuh dengan pembaruan perusahaan, produk serta berita pasar.

🍪
We use cookies to make your experience better. Learn more: Privacy Policy
Accept

Explore Web3 & Metaverses intuitively with MetaOne®

Download now
Download Saakuru