Apa perbedaan Web1 vs. Web2 vs. Web3?
Home > Apa perbedaan Web1 vs. Web2 vs. Web3?
AAG Marketing
Apr 27, 2023 7 mins read

Apa perbedaan Web1 vs. Web2 vs. Web3?

Saat kita perlahan tapi pasti menuju era Web3 di internet, banyak dari kita mungkin bertanya-tanya apa sebenarnya yang diperlukan — dan apa bedanya dengan Web1 atau Web2. Kamu mungkin pernah mendengar Web3 menyebutkan banyak hal jika kamu tertarik pada hal-hal seperti cryptocurrency, NFT, dan Metaverse, tetapi mudah untuk mengabaikan signifikansi dan artinya.

Dalam panduan AAG Academy kali ini, kita akan menjelaskan apa itu Web1, Web2, dan Web3, dan juga perkembangan internet seiring waktu. Kita juga akan meliput Web3 lebih detail, dan melihat teknologi yang mendukungnya, kelebihan yang dibawanya, dan mengapa cryptocurrency akan menjadi begitu penting.

Apa itu Web 1.0?

Web 1.0 atau Web1 adalah versi paling pertama dari World Wide Web, dan itulah yang kamu guankan jika kamu terkoneksi dengan internet selama tahun 1990an. Kebanyakan isinya apa yang sekarang kita anggap halaman web primitif yang fokus utamanya hanya menyampaikan konten saja — atau penyedia informasi. Mereka biasanya statik dan disajikan dari sistem file.

Dengan demikian, situs Web1 tidak bisa melakukan banyak hal. Mereka adalah halaman “hanya untuk dibaca”, dibuat dan dikendalikan oleh sedikit orang, dan pengunjung tidak bisa berkontribusi atau berinteraksi dengan cara signifikan. Dengan demikian, internet pada waktu ini kebanyakan pasif, sekalipun obrolan teks sederhana dan saling berbagi fail menggunakan sistem papan buletin muncul belakangan.

Web1 memang memiliki satu keunggulan dibandingkan internet modern, yaitu semua iklan dilarang. Laman yang mempromosikan bisnis atau layanan dapat dibuat, tetapi menampilkan iklan seperti yang sering membuat kita kewalahan saat menjelajah web saat ini tidak diizinkan. Sayangnya, hal itu berubah ketika internet berkembang.

Sejarah Web 1.0

Web1 dimulai pada tahun 1989, ketika Tim Berners-Lee menciptakan sistem untuk berbagi informasi antara universitas dan institut di seluruh dunia. Saat itu, itu digambarkan sebagai “proyek hypertext” yang akan memungkinkan “web” dokumen untuk dilihat oleh “browser.” Web1 ini bernama “WorldWideWeb” dalam proposal yang diterbitkan pada tahun 1990.

Pada akhir tahun itu, Sang Ilmuwan Inggris itu memiliki server web pertama, serta browser yang dapat mengaksesnya, aktif dan bekerja di Organisasi Riset Nuklir Eropa (CERN). Server itu sendiri adalah komputer NeXT yang dikembangkan oleh NeXT, Inc., perusahaan yang didirikan oleh Steve Jobs setelah dikeluarkan dari Apple pada tahun 1985.

Halaman web pertama di dunia, yang masih aktif sampai sekarang, berisi tautan ke informasi tentang proyek WorldWideWeb, serta detail teknis untuk membuat server web. Tautan ke server web lain ditambahkan saat tersedia, sementara fungsi pencarian primitif, yang mengandalkan kata kunci, memungkinkan pengunjung untuk lebih mudah menemukan apa yang mereka cari.

Pada tahun 1991, Berners-Lee merilis perangkat lunak WWW, yang mencakup browser, perangkat lunak server web, dan informasi untuk pengembang. Peralatan ini mempercepat perkembangan apa yang sekarang kita sebut internet, dan pada akhir tahun 1994, lebih dari 10.000 server web digunakan oleh lebih dari 10 juta orang di seluruh dunia.

Apa itu Web 2.0?

Web 2.0 atau Web2 adalah versi internet “baca-tulis” yang kita semua kenal saat ini.Web 2 terdiri dari konten yang kaya dan dinamis yang dapat kita gunakan untuk berinteraksi dan berkontribusi, membuka jalan bagi hal-hal seperti blogging, jejaring sosial, platform berbagi foto dan video, podcasting, aplikasi dan game online, dan banyak lagi. Web2 jauh lebih aktif daripada Web1 yang pasif.

Karena keragamannya, tidak ada definisi tunggal tentang Web2, sehingga banyak yang menganggapnya sebagai kumpulan komponen utama yang telah berkembang dari waktu ke waktu untuk menjadikan internet saat ini lebih imersif dan lebih interaktif daripada sebelumnya. Komponen tersebut meliputi perangkat lunak, jejaring sosial, konten buatan pengguna lainnya, penyedia layanan bersama (crowdsourcing), dan wiki.

Sejarah Web 2.0

Salah satu hal yang paling penting untuk dicatat tentang Web2 adalah bahwa Web2 tidak dapat benar-benar dianggap sebagai pemutakhiran untuk Web1 – setidaknya tidak dengan cara yang sama kita dapat memutakhirkan sistem operasi atau aplikasi. Sebaliknya, itu lebih merupakan evolusi internet yang terjadi secara bertahap seiring waktu ketika teknologi baru diperkenalkan dan diadopsi.

Istilah Web 2.0 pertama kali diciptakan oleh Darcy DiNucci, seorang penulis dan perancang web, dalam sebuah artikel tahun 1999 berjudul “Fragmented Future.” Dalam artikel itu, DiNucci mencatat bahwa “kilauan pertama” dari internet yang lebih interaktif, yang dapat diakses di berbagai perangkat, mulai muncul. Istilah ini dipopulerkan oleh konferensi Web 2.0 pada tahun 2004.

Situs Web2 awal memungkinkan interaksi sederhana, seperti mengomentari artikel dan membuat akun pengguna, tapi mereka segera berevolusi untuk memungkinkan hal-hal seperti memediasi blog, ruang obrolan dan jejaring sosial, game dan aplikasi online, dan banyak lagi. Saat ini, Web2 memungkinkan kita untuk berbagi hampir semua hal, mengalirkan musik dan film favorit kita, dan melakukan percakapan dengan sistem AI.

Mengingat bahwa situs Web2 pertama berasal dari awal tahun 2000-an, orang mungkin berasumsi bahwa kita telah memasuki era baru internet sejak lama. Tapi bukan itu masalahnya. Hampir semua website dan layanan online yang kita gunakan saat ini masih dianggap sebagai bagian dari era Web2. Namun, berkat teknologi baru, kita perlahan bergerak menuju Web3 yang sangat dinantikan.

Apa itu Web 3.0?

Web 3.0 atau Web3 adalah apa yang kita anggap sebagai generasi internet berikutnya — sebuah evolusi dari Web2. Web3 memiliki fokus yang jauh lebih besar pada pembuatan konten, dan menggabungkan teknologi yang lebih maju dengan lebih baik, seperti kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin. Satu keuntungan besar dari Web3 adalah sistem keamanannya yang lebih kuat, mengatasi masalah lama dengan Web2.

Banyak aspek Web3, seperti mata uang kripto, NFT, dan Metaverse — yang semuanya dianggap sebagai komponen utama — sangat bergantung pada teknologi blockchain. Mereka juga membantu mendorong ekosistem terdesentralisasi yang didukung oleh jaringan peer-to-peer yang tidak diatur atau dikendalikan oleh sejumlah kecil entitas terpusat, memungkinkan sistem “baca-tulis-sendiri”.

Web3 seperti yang ada saat ini masih menggunakan banyak teknologi yang sama dengan Web2, seperti HTML5 dan JavaScript, dengan cara yang hampir sama dengan Web2 yang sangat bergantung pada teknologi Web1 dalam masa pertumbuhannya. Namun, Web3 mendorong ke arah sistem yang lebih besar dan lebih modern dalam upaya membuat internet lebih terbuka, lebih aman, dan lebih mampu dari sebelumnya.

Apa kelebihan dari Web3?

Sekalipun masih sangat awal, Web3 sudah memiliki kelebihan yang sangat kentara dibandingkan dengan Web2. Kelebihannya adalah:

Desentralisasi
Seperti yang kita singgung di atas, Web3 mengedepankan sistem desentralisasi yang digerakkan oleh jaringan peer-to-peer — sama sesperti kebanyakan proyek blockchain yang ada hari ini. Artinya, Web3 tidak akan bergantung pada server terpusat yang dijalankan hanya oleh sedikit perusahaan teknologi terbesar di dunia.

Blockchain
Selain memprioritaskan jaringan peer-to-peer, Web3 menggunakan blockchain untuk database yang bisa dibagikan dan tidak bisa berubah. Cara ini memberi beberapa kelebihannya sendiri, termasuk transparansi yang lebih besar, peningkatan keamanan, dan stabilitas yang lebih baik.

Cryptocurrency dan NFT
Dunia Web2 pada hari ini sangat bergantung pada metode pembayaran tradisional, sementara cryptocurrency hanya digunakan oleh sedikit orang saja. Web3 berharap dapat mengubahnya dengan menstandarkan mata uang digital seperti Bitcoin dan Ethereum. Web3 juga mencakup NFT, yang akan memainkan peran yang lebih besar, terutama ketika menyangkut permainan Web3 dan Metaverse.

AI dan virtual reality
Kita sudah mencicipi beta AI bisa sangat berkuasa, dan Web3 mengambil kelebihannya dengan bergantung pada teknologi yang lebih pintar dan lebih otonomi. AI juga menggabungkan augmented reality dan virtual reality lebih baik dari sebelumnya, terutama mengenai aplikasi Metaverse yang memungkinkan pengguna untuk membangun dan menjelajahi dunia virtual.

Bagaimana kripto berperan dalam Web3?

Meskipun penggunaan cryptocurrency telah meningkat, kasus penggunaannya saat ini masih sangat terbatas. Sebagian besar internet Web2 masih menggunakan metode pembayaran tradisional, seperti kartu debit dan kredit, yang bergantung pada bank dan pemroses pembayaran. Hal ini menimbulkan hambatan bagi individu tertentu yang tidak memiliki rekening bank, atau kebetulan tinggal di daerah yang tidak mendukung.

Penggunaan cryptocurrency pada web3 benar-benar menghilangkan masalah tersebut. Bank atau prosesor pembayaran tidak lagi diperlukan, dan tidak ada batasan untuk masuk. Selama kamu memahami dasarnya — khususnya koneksi internet dan perangkat yang mampu menyimpat dompet cryptocurrency — maka kamu nantinya memiliki akses pada segala yang ditawarkan oleh web3. 

Terlebih lagi, Web3 akan mengintegrasikan cryptocurrency jauh lebih erat, sehingga akan lebih mudah untuk membayar barang dan jasa menggunakan koin dan token digital. Sekali lagi, kita sudah melihat tanda-tanda ini di beberapa tempat, seperti di game Web3 yang menggunakan cryptocurrency, tetapi harapannya adalah ini akan menjadi lebih luas saat Web3 tumbuh dan memantapkan dirinya sebagai standar baru.

Referensi :

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Internet hari ini, yang masih dianggap bagian Web2, tidaklah sempurna. Dan kita mungkin tidak akan pernah sempurna, tapi setidaknya kita bisa memecahkan masalah terbesar dari web2. Web3 bertujuan melakukan itu dengan sangat mengandalkan teknologi yang lebih modern, seperti blockchain terdesentralisasi, dan jaringan peer-to-peer, cryptocurrency dan NFT, dan kecerdasan buatan.

Sangat mudah untuk berinvestasi di Web3 hari ini, cukup dengan mendapatkan cryptocurrency populer yang mana saja. Harapannya, ketika Web3 sudah meluncur, banyak dari mata uang digital terbesar saat ini akan menjadi semakin besar dan bahkan lebih penting. Namun, jika kamu ingin berinvestasi pada proyek-proyek Web3 secara khusus, perhatikanlah proyek-proyek yang berfokus dalam mendorong generasi internet berikutnya.

Saat ini Web3 bergantung pada banyak teknologi yang sudah kita pakai di Web2, seperti HTML 5 dan JavaScript. Hal ini hanya karena belum ada alternatif yang lebih kuat dan lebih baik. Namun Web3 menggabungkan mereka dengan blockchain desentralisasi, jaringan peer-to-peer, dan cryptocurrency yang saat ini hanya berperan kecil di dunia Web2.

Tidak juga. Metaverse adalah bagian dari Web2 sama seperti bisa kita katakan jaringan sosial adalah bagian dari Web2, tapi Metaverse bukan hanya menjadi bagian saja. Ada banyak aspek Web3 lainnya yang tidak dianggap terkait dengan Metaverse.

Was this article helpful?
YesNo

Punya pertanyaan? Bergabunglah ke Discord kami

Bagikan artikel ini:

Tentang Penulis

AAG Marketing

Perhatian

Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan informasi umum yang dibentuk untuk memberikan edukasi kepada publik, bukan sebuah nasihat investasi pribadi, perusahaan, ataupun nasihat untuk bisnis dan profesional. Sebelum bertindak, Anda harus berkonsultasi dengan penasihat keuangan, hukum, pajak, investasi ataupun bidang lainnya dan meminta nasihat dari mereka yang mungkin akan mempengaruhi Anda maupun bisnis Anda.

Explore Web3 & Metaverses intuitively with Saakuru®

Dapatkan berita lebih awal

Jadilah yang pertama mendapatkan buletin kami yang penuh dengan pembaruan perusahaan, produk serta berita pasar.

🍪
We use cookies to make your experience better. Learn more: Privacy Policy
Accept

Explore Web3 & Metaverses intuitively with MetaOne®

Download now
Download Saakuru